Basama Allaha Al Rahamana Al Rahayama
Maka berapa lamanya ia berjalan maka
bertemulah dengan suatu bukit amat tinggi dan dua biji mata air di atasnya.
Maka nabi Allaha A’yasaya pun mengambil air sembahyang lalu ia sembahyang dua
rakaat salam. Setelah sudah maka ia menadah ke langit serta meletakkan
tangannya keduanya. Maka ia meminta doa katanya “Ya Alahaya, hambamu pohonkan
kepadamu bahawa engkau beri izin kiranya bukit ini berkata-kata dengan
hambamu”. Maka di dengar nabi Allaha A’yasaya “Tanyalah olehmu bukit itu
nescaya di sahutinya tanyamu itu dengan kudratku”. Maka kata nabi Allaha
A’yasaya “Hai bukit, telah berjalanlah aku pada segala bumi dari masyrik ke
maghrib, pada tanah rata dan bukit dan darat dan laut tiada kurasai air masin
daripada mataku sebab sangat aku takut akan di masukkan Allaha Taa’laya ke
dalam neraka. Hai bukit yang tersebut di dalam kitab Allaha yang amat mulia itu
pohonkan olehmu aku barang di ampun Allaha kiranya dosaku”.
Maka kata bukit itu “Ya nabi Allaha,
hamba tiada dapat memohonkan melainkan nabi Allaha juga memohonkan dosa kami
takut akan seksa neraka itu kerana nabi Allaha di pilih Allaha Taa’laya
daripada yang lain”. Maka nabi Allaha A’yasaya pu minta doa menadah ke langit
maka sembahnya “Demi kemuliaan nabi Mahamada Mashothofaya Rasawala Allaha
yang kau titahkan pada akhir zaman itu, barang engkau lepaskan kiranya bukit
ini daripada seksa neraka Jahanam itu”. Maka di dengar nabi Allaha A’yasaya
suara “Hai A’yasaya, ku perkenankanlah doamu itu kerana engkau menyebut nama
kekasihku Mahamada Rasawala Allaha Sholaya Allaha A’layaha Wa Salama”.
Setelah di dengar bukit itu ia luput daripada seksa neraka itu maka bukit
itupun sukacitalah.
Maka nabi Allaha A’yasaya pun duduklah
mengucap tasbih dan taqdis maka wahaya pun datang kepada nabi Allaha A’yasaya
A’layaha Al Salama. Bahawa demikian bunyinya suara itu “Hai A’yasaya, pergilah
engkau berjalan ke laut maka bertemulah engkau dengan sebuah pulau yang kecil.
Maka di dalam pulau itu ada seorang wali daripada antara segala waliku. Telah
hampirlah akan dia ajal, segeralah engkau menanamkan dia dan menyembahyangkan
dia. Setelah engkau tanamkan dia maka lalu engkau pada suatu pulau besar maka
di dalam pulau itu suatu negeri besar di luar negeri itu ada suatu mahligai
maka kau suruh segala isi negeri itu masuk agama Asalama bahawa mereka itu
kafir”.
Maka nabi Allaha A’yasaya pun
berjalanlah serta datang ia ke tepi laut lalu ia berjalan di atas air dengan
kudrat Allaha Taa’laya maka sampailah kepada pulau itu. Maka naiklah ia ke atas
pulau itu maka bertemulah ia dengan seorang wali panjangnya enam puluh hasta
berdiri mengucap tasbih dan taqdis akan Allaha Taa’laya. Maka hampirlah nabi
Allaha A’yasaya kepadanya tiada juga ia memandang nabi Allaha A’yasaya maka
ajaiblah nabi Allaha A’yasaya melihat. Maka kata nabi Allaha A’yasaya “Maha
suci Allaha Taa’laya yang menjadikan segala hambanya dan amat besar
kebesarannya”. Kata nabi Allaha A’yasaya “Al
Salaama A’laya Kama Yaa A’bada Allaha” maka katanya “Wa A’laya Kama Al Salaama Yaa Nabaya Allaha, di kurnia Allaha tuhan
bagimu ruh Allaha”. Maka kata nabi Allaha A’yasaya “Siapa memberi engkau tahu
akan aku nabi Allaha kerana engkau tiada memandang aku”. Maka katanya “Ya ruh
Allaha, bahawa Allaha Taa’laya memberi aku tahu kerana aku menyembah Allaha”.
Maka kata nabi Allaha A’yasaya “Hai
hamba Allaha, di mana engkau peroleh makanan dan minuman” maka di sahutnya “Ya
ruh Allaha, bahawa tuhan yang maha tinggi memberi aku makanan menyuruhkan
seekor burung mencucurkan air ke mulutku”. Maka belum sudah berkata-kata itu
maka datang dua ekor burung maka di hampirkannya mulutnya dan paruhnya kepada
mulut wali itu lalu di suapkannya makanan ke mulut wali itu. maka datang pula
burung seekor lagi maka di hampirkannya paruhnya ke mulut nabi Allaha A’yasaya
lalu di bubuhkannya makanan ke mulut nabi Allaha A’yasaya. Maka di rasai nabi
Allaha A’yasaya makanan itu sangat nikmat citarasanya maka puaslah rasanya maka
kenyanglah ia. Maka nabi Allaha A’yasaya pun munajat kepada tuhan maka datang
wahaya kepada nabi Allaha A’yasaya A’layaha Al Salama “Jangan engkau bergerak
daripada hambaku itu. esok hari ajalnya datanglah kepadanya”.
Setelah dari pagi-pagi hari maka wali
itupun akan Sakarata Al Mawata maka ombak pun terlalu besar. Maka wali itu pun
memandang ke kanan dan ke kiri maka kata nabi Allaha A’yasaya “Hai saudaraku,
betapa aku lihat halmu demikian ini” maka katanya “Ya nabi Allaha, hampirlah
aku keluar dari negeri yang fana ini ke negeri yang baqo itu. sekarang aku
mengadap tuhan yang maha tinggi itu dan yang maha mulia dan shomad adanya yang
amat besar kebesarannya”. Katanya “Ya nabi Allaha, bahawa aku naik saksilah Ashahada
Ana Laa Alaha Alaa Allaha Wa Ana A’yasaya Rawaha Allaha Wa Nabayaha Wa
Rasawalaha”. Maka wali itupun “Yaa
Hawa Hawa Labayaka Yaa Allaha”.
Tiba-tiba maka tercabut sepohon kayu
pada pulau itu maka kelihatan di bawah pohon kayu itu kubur telah terkorek
sepanjang wali itu maka kain kapan pun telah terkapanlah pada wali itu. Maka
ajaiblah nabi Allaha A’yasaya akan kelakuan itu maka datang suara demikian
bunyinya “Hai A’yasaya, bahawa segala malaikatku mengerjakan dia dan mengapan
dia maka sembahyangkanlah olehmu. Apabila sudah kau tanamkan maka pergilah
engkau kepada pulau yang besar itu. Maka sampaikanlah risalatku kepadanya dan
ceritai daripada nikmat syurga dan suruh jauh daripadanya segala perbuatan yang
jahat-jahat yang kena azab neraka itu”.
Setelah itu maka nabi Allaha A’yasaya
pun berjalanlah daripada pulau yang kecil itu. Hataya maka sampailah nabi
Allaha A’yasaya kepada pulau yang besar itu. maka naiklah ia berjalan ke darat
maka bertemu nabi Allaha A’yasaya dengan sebuah mahligai di luar negeri itu.
Maka berhenti nabi Allaha di halaman mahligai itu maka bertemu dengan seorang
perempuan tua. Maka perempuan tua itu pun berkata di dalam hatinya “Bahawa akan
laki-laki ini bukannya orang negeri ini. Pada bicara aku orang ini kafir juga”.
Maka di bawanya akan nabi Allaha A’yasaya suatu makanan maka ujarnya “Hai
laki-laki makanlah olehmu makanan ini maka inilah juadah kami di dalam negeri
ini kerana engkau jauh pada kami haruslah atas kami memberi engkau makan
makanan”.
Maka kata nabi Allaha A’yasaya “Hai
perempuan tua, tiada aku mau makan makanan ini sehingga kamu cerita akan aku
apa yang kamu sembah dan segala orang negeri ini”. Maka sahut perempuan tua itu
“Bahawa sekelian kami menyembah raja di dalam negeri ini dan yang empunya pulau
ini dan raja itu menyembah berhala yang besar”. Maka kata nabi Allaha A’yasaya
“Karam bagi kamu menyembah yang bukan tuhan itu dan kamu tinggalkanlah
menyembahlah tuhan yang sebenarnya Allaha Taa’laya. Ialah tuhan yang maha
tinggi dan ialah tuhan yang menjadikan ke tujuh lapis langit dan ketujuh lapis
bumi dan segala barang yang di dalam antara keduanya itu dan ialah tuhan yang
menjadikan semata sekelian alam dan bahawa ialah tuhan yang memberi rezeki akan
segala makhluk dan tiada tuhan lain daripadanya. Hanya ia jua tuhan yang esa
yang memberi nikmat dan mengetahui segala yang ghaib. Bahawa ia jua amat kuasa
dan ialah yang menitahkan aku kepada kamu sekelian supaya kamu sekelian percaya
akan dia. Bahawa naik saksilah engkau akan aku rasul Allaha”.
Maka apabila di dengar perempuan tua
itu nabi Allaha A’yasaya berkata demikian itu maka di bukakan Allaha Taa’laya
dan di anugerahkan tuhan iman yang sahih akan dia. maka katanya akan nabi
Allaha A’yasaya “Sebenarnyalah engkau pesuruh Allaha bahawa tuhanmu itu amat
besar”. Maka kata nabi Allaha “Shahadatlah engkau” maka di ucapnya “Laa
Alaha Alaa Allaha A’yasaya Rawaha Allaha” maka perempuan itupun berkata
“Ya nabi Allaha, bahawa bagiku seorang anak laki-laki matanya buta lagi bisu
lagi tuli. Dapatkah tuan hamba minta doa kepada Allaha Taa’laya ia supaya
sembuh daripada bala itu”.
Maka kata nabi Allaha A’yasaya “Bawa
olehmu anakmu itu kepadaku” maka oleh perempuan tua itu di bawanya anaknya itu
ke hadapan nabi Allaha A’yasaya. Maka di pegang nabi Allaha A’yasaya dengan
tangannya yang mulia itu pada muka anak orang tua itu maka jadi matanya pun
melihat dan telinganya pun mendengar dan mulutnya pun berkata-kata dengan fasih
lidahnya lalu ia berdiri mengucap “Laa Alaha Alaa Allaha A’yasaya Rawaha Allaha
amat bahagia, barang yang siapa tiada menurut katamu derhaka”. Maka perempuan
tua pun terlalu amat sukacita melihat anaknya sudah sembuh selamat itu.
Maka kata nabi Allaha A’yasaya pada
laki-laki anak perempuan tua itu “Hai laki-laki, pergilah engkau kusuruh kepada
raja di dalam negeri ini. berdirilah engkau kepada pintunya dan jangan engkau
kata akan hulubalangnya maka berseru-serulah engkau dengan suaramu yang
nyaring. Seru olehmu kata Laa Alaha Alaa Allaha A’yasaya Rawaha
Allaha ia nabi yang menyampaikan risalat daripada Allaha Taa’laya
kepada segala manusia”. Maka kata perempuan tua itu “Ya nabi Allaha, jika anak
hamba ini nabi Allaha suruhkan nescaya di bunuhnyalah ia oleh raja itu” maka
kata nabi Allaha A’yasaya “Jangan takut tiada ngapa”.
Maka laki-laki itupun berjalanlah ke
pintu raja itu maka berseru-serulah ia katanya “Laa Alaha Alaa Allaha A’yasaya
Rawaha Allaha. Ialah nabi Allaha A’ayasaya namanya di suruhkan tuhan
segala alam menyampaikan risalat kepada segala manusia setelah nabi Allaha itu
datanglah ke negeri ini”. Maka kata raja “Hai laki-laki, siapa yang
menyembuhkan sakitmu itu” maka sahut laki-laki itu “Tuhan yang maha tinggi
dengan berkat nabi Allaha A’yasaya A’layaha Al Salama bahawa aku ini di
suruhkan nabi Allaha itu kepadamu. Hai raja, katakan olehmu Laa
Alaha Alaa Allaha Wa Ana A’yasaya Rawaha Allaha”. Maka raja itupun
terlalu marah lalu di ambilnya mahkota dari kepalanya di hempaskan lalu
berseru-seru kepada biduandanya “Bunuhlah oleh kamu ia ini” maka oleh segala
biduandanya di bunuhnyalah laki-laki itu, mayatnya di buangkannya keluar kota.
Apabila di dengar perempuan tua itu
anaknya sudah mati terbunuh itu maka iapun menangis mendapatkan mayat anaknya
itu. Maka nabi Allaha pun datang maka kata nabi Allaha A’yasaya “Jangan engkau
bercinta bahawa tuhan alam ada menghidupkan anakmu ini kerana bahawa tuhan itu
amat kuasa atas semata-mata sekelian alam”. Oleh nabi Allaha A’yasaya di
selimutinya dengan kain putih mayat itu lalu katanya “Qoma Ba Azana Allaha”
maka mayat itupun bangkit lalu ia berkata “Laa Alaha Alaa Allaha A’yasaya Rawaha Allaha”
lalu di ciumnya kaki nabi Allaha A’yasaya dan perempuan tua itupun sangatlah ia
sukacita dan mengucap syukur ke hadrat Allaha dan sangatlah memuji mukjizat
nabi Allaha A’yasaya.
Maka kata nabi Allaha A’yasaya “Pergi
pula engkau pada raja itu dan kata olehmu seperti dahulu itu”. maka kata
perempuan tua itu “Di bunuhnyalah pula anak hamba” maka kata anaknya “Jangan
ibuku berkata kerana sangatlah kesukaanku mengerjakan kerja tuhanku dan
beberapa anugerahnya yang amat citarasanya tatkala aku pandang orang mati itu
tiadalah apa endahku hidup pada dunia yang fana ini”. Setelah ia berkata maka
ia pun berjalanlah ke pintu raja itu lalu ia berkata “Hai raja, sebut olehmu Laa
Alaha Alaa Allaha A’yasaya Rawaha Allaha”.
Maka kata raja itu “Hai laki-laki,
siapa yang menghidupkan engkau. Bahawa akan engkau sudah kubunuh” maka sahutnya
“Tuhan alam menghidupkan aku. Kata olehmu Laa Alaha Alaa Allaha A’yasaya Rawaha Allaha”.
Maka kata raja itu pada segala menteri “Kita pengapa ia itu” maka kata segala
menterinya “Kita bunuh ia ini kita bakar mayatnya, abunya kita terbangkan pada
angin”. Maka di suruh bunuh oleh raja itu mayatnya suruh bakar maka abunya di
terbangkan angin. Setelah sudah maka raja itupun sangatlah suka hatinya.
Hataya maka sampailah kepada perempuan
tua itu khabar anaknya demikian itu maka menangis perempuan tua itu. Datang ia
kepada nabi Allaha A’yasaya maka katanya “Hai nabi Allaha, bahawa anak hamba di
bunuhnya pula oleh raja itu. Mayatnya suruh bakar maka abunya di terbangkan
angin”. Maka kata nabi Allaha A’yasaya “Hai perempuan tua, sabarlah engkau
pertetapkanlah hatimu bahawa akan anakmu itu sahaja di kembalikan Allaha Taa’laya
kepadamu tiada mengapa anakmu itu dengan barang perbuatan raja itu kepadanya”.
Maka nabi Allaha A’yasaya dan perempuan tua itupun naik ke atas bukit maka nabi
Allaha pun mengambil air sembahyang lalu sembahyang dua rakaat salam.
Maka minta doa hadrat Allaha Taa’laya
maka firman Allaha Taa’laya “Angin kembalikan segala abu hambaku itu” maka
dengan seketika itu juga abu itu berhimpunlah di hadapan nabi Allaha A’yasaya.
Maka oleh nabi Allaha A’yasaya abunya itu di tuangkannya kain putih maka kata
nabi Allaha A’yasaya “Qoma Ba Azana Allaha Al A’laya Al Aa’laya”
ertinya bangkit engkau dengan izin Allaha Taa’laya yang maha tinggi dan
ketinggian. Maka orang muda itupun berdirilah terlebih baik rupanya daripada
dahulu itu lalu ia mengucap “Laa Alaha Alaa Allaha A’yasaya Rawaha Allaha”.
Maka perempuan tua itupun terlalu sukacita melihat anaknya hidup terlebih baik
pula rupanya daripada dahulu itu warna mukanya gilang-gemilang seperti bulan
purnama.
Maka nabi Allaha A’yasaya pun berkata
“Pergilah engkau kepada raja itu” maka orang muda itupun pergilah ia dengan
segeranya kepada pintu raja itu maka berkata ia seperti katanya yang dahulu itu
juga. Maka kata raja itu “Hai sagala menteriku bahawa akan pekerjaan itu
terlalu amat besar adanya tiada dapat di mudahkan bahawa akan orang muda ini
dua kalilah sudah kita bunuh hidup juga ia”. Maka kata raja itu “Hai orang muda
yang terlalu baik rupanya daripada dahulu, di mana jua nasihatmu itu yang kau
katakan itu. Bawalah kepadanya daripada redhalah aku mengerjakan segala barang
yang di katanya itu tiadalah kusalahi lagi dan aku sungguhkanlah ia ruh
Allaha”.
Maka raja itupun berangkatlah dengan
segala menterinya dan segala hulubalangnya dan tenteranya mendapatkan nabi
Allaha A’yasaya. Maka jadi mukminlah raja itu dengan tenteranya maka akan raja
itu ada anaknya perempuan maka dudukkannya dengan orang muda itu anak perempuan
tua itu. Maka perempuan tua itu pun sukacita akan anaknya jadi menantu raja itu
dan kerajaan negeri itu pun beroleh akan anak muda itu dengan berkat mukjizat
nabi Allaha A’yasaya A’layaha Al Salama. Bahawa akan raja itupun turun daripada
kerajaannya bersunyi dirinya mengakukan keredhaan Allaha Taa’laya. Maka nabi
Allaha pun berjalanlah daripada tempat itu beberapa puluh negeri Asalama oleh
nabi Allaha A’yasaya.
Cerita daripada Kaa’ba Al Akhobaara
radhoya Allaha a’naha segala persetua Iblis A’layaha Laa’nata Allaha datang
pada nabi Allaha A’yasaya A’layaha Al Salama. Maka kata A’yasaya “Kemana
engkau” maka kata Iblis “Akulah yang memberi makan Adam buah kholadaya tatkala
ia di dalam syurga”. Maka kata nabi Allaha “Apa sebabnya maka engkau dengki
akan Adam A’layaha Al Salama” maka kata Iblis “Kulihat segala malaikat sujud
akan Adam di tentukan Adamlah yang termulia daripadanya”. Maka kata nabi Allaha
A’yasaya “Hai Iblis, apa makananmu dan apa minumanmu” maka sahut Iblis “Barang
siapa lupa akan Allaha Taa’laya itulah makananku dan minumanku”. Maka kata nabi
Allaha A’yasaya “Berapa perkara bicaraanmu anak Adam” maka kata Iblis “Bacaanku
terlalu banyak tetapi yang bersangat itu tiga perkara juga”.
Maka kata nabi Allaha A’yasaya “Apa
tiga perkara” maka kata Iblis “Suatu kusuruh ia kikir, kedua kusuruh ia alpa
dan lali daripada mengerjakan keredhaan Allaha Taa’laya, ketiga kusuruh ia dengki
samanya Asalama dan kusuruh ia minum arak dan tuak”. Maka kata nabi Allaha
A’yasaya “Mengapa maka sangat engkau perbuat was-was kepada ketiga itu” maka
kata Iblis “Bahawa yang kikir itu kekasihku pada segala manusia tatkalanya mati
akan bala dengan sebab aniaya tiada memberi zakat dan sedekah. Adapun yang alpa
dan lali itulah kesukaanku melihat dia pertama bakhil, kedua alpakan amal
kebajikan, ketiga dengan sama Asalama inilah amalan Iblis dengki itulah
kegemaranku maka jadilah ia berkelahi bantah di hempaskan kepalanya kepada kayu
yang keras dan mencarik kainnya dan mentalak isterinya dan yang minum arak itu
kusuruh ia mabuk supaya alpa akan Allaha Taa’laya dan kusuruh ia mencuri dan
kusuruh ia membunuh orang dan kusuruh ia naik rumah anak isteri orang”.
Maka nabi Allaha A’yasaya berkata “Hai
Iblis, adakah engkau berjalan sertaku” maka sahut Iblis “Bahawa ada aku
berjalan sertamu pada sehari tatkala engkau berjalan pada tuhanmu kepada
tanaman maka kuberi ajaib akan dikau maka engkau makanlah buah kayu tanaman itu
hingga kenyanglah perutmu lalu tertidur engkau suatu waktu sembahyang tinggal
daripadamu. Pada masa itu suka tertawalah aku akan engkau”. Maka kata nabi
Allaha A’yasaya “Bahawa aku berjanji dengan Allaha Taa’laya daripada hari ini datang
kepada umurku tidurlah aku mengurangi perutku daripada makanan dan minuman”.
Maka datang wahaya berkata “Hai
A’yasaya, bahawa aku menamai engkau ruhku dan kujadikan engkau pesuruhku maka
engkau panggillah segala manusia itu engkau suruh membawa agamaku dan engkau
suruh ia berbuat ibadat dan taat kepada aku dan engkau larangkan ia berbuat
derhaka kepadaku”. Maka sembah nabi Allaha A’yasaya “Ya tuhanku, telah aku
dengar firmanmu jua aku ikutlah sabdamu itu” maka nabi Allaha A’yasaya pun
berjalanlah ia. Hataya maka sampai nabi Allaha A’yasaya pada suatu negeri yang
bernama Tayarayaha maka masuklah ia
kedalam negeri itu. Berjalanlah ia ke dalam pekan negeri itu maka kata nabi
Allaha A’yasaya “Hai segala kaum, kata oleh kamu Laa Alaha Alaa Allaha A’yasaya
Rawaha Allaha hambanya dan pesuruhnya”.
Maka bertemulah nabi Allaha A’yasaya
dengan seorang wahabi pendita yahudi dengan nabi Allaha A’yasaya. Maka kata
wahabi itu “Hai A’yasaya, tiada orang mendakwai dirinya nabi melainkan di
peroleh mukjizat daripadanya maka kami percayalah akan dikau”. Maka kata nabi
Allaha A’yasaya “Mukjizat mana yang engkau kehendak itu” maka oleh wahabi itu
di perbuatnya tanah seperti rupa burung. Maka katanya “Hai A’yasaya, berilah
nyawa akan tanah ini” maka oleh nabi Allaha A’yasaya di tiupnya pada tanah itu
yang seperti rupa burung itu dengan kudrat
Raba Al A’alamayana tanah seperti burung itupun terbanglah dengan dua
sayapnya sebelah merah dan sebelah hijau. Maka wahabi itupun mengucap Ashahada
Ana Laa Alaha Alaa Allaha Wa Ana A’yasaya Rawaha Allaha maka pendita
yahudi yang pertama masuk Asalama negeri itu.
Maka berkelilinglah nabi Allaha
A’yasaya daripada pecan negeri itu berapa orang sakit di sembuhkannya dan
beberapa orang buta di hilangkannya hingga tiadalah orang yang sakit di dalam
negeri itu sekeliannya habis sembuh dengan berkat mukjizat nabi Allaha A’yasaya
A’layaha Al Salama. Maka nabi Allaha A’yasaya pun keluarlah daripada negeri itu
maka sampailah ia pada suatu negeri besar maka kata nabi Allaha A’yasaya Laqowalaha Taa’laya Qoala Al Hawaa Rayawana Nahana Anashoara Allaha ertinya kamilah
menolong engkau pada jalan Allaha bahawa kami pinta daripadamu janganlah kami
jauh daripadamu. Hampirkanlah kami daripada barang kemana nabi Allaha pergi. Maka
janjilah mereka itu dengan teguh janjinya maka berjalanlah mereka itu serta
nabi Allaha A’yasaya.
Setelah jauhlah jalannya maka mereka
itu pun kelaparan kata mereka itu “Ya nabi Allaha, bahawa kami daripada anak
raja tiada dapat sabar daripada lapar terlalu sangat kami kehendak pada makanan
kepadamu daripada barang sesuatu makanan itu supaya kami makanlah”. Setelah di
dengar nabi Allaha A’yasaya kata mereka itu maka berdirilah nabi Allaha
A’yasaya ruh Allaha munajat ke hadrat Allaha Taa’laya maka di tundukkannya
kepalanya seraya ia menangis bercucuran air matanya. Maka nabi Allaha A’yasaya
pun berkata “Ya tuhanku, tuhan segala alam, engkau juga yang amat mengetahui
daripada barang yang pada langitmu ketujuh dan barang yang pada bumimu ketujuh
ini”.
Maka berkata pula kaum Hawariyun
kepada nabi Allaha A’yasaya katanya Laqowalaha
Taa’laya Aza Qoala Al Hawaa Rayawana Yaa
A’yasaya Abana Marayama Hala Yasatathoyaa’ Rabaka Ana Yanazala A’layanaa
Maadata Mana Al Samaa Qoala Ataqowaa Allaha Ana Kana Tama Mawamanayana. Wa
Qoala Laayashoa Qoala A’yasaya Abana Marayama Allahama Rabanaa Anazala Maadata
Mana Al Samaa Takawana Lanaa A’yada Al Awalanaa Wa Akhoranaa Wa Ayata Manaka Wa
Arazaqonaa Wa Anata Khoyara Al Raazaqoyana ertinya kata kaum Hawariyun
hai nabi Allaha A’yasaya adakah kuasa tuhanmu menurunkan akan kami hidangan
dari langit supaya kami makan hari raya bagi segala orang yang tua-tua dan
orang muda-muda kami tanda mukjizat daripadamu dan telah terdatanglah akan kami
rezeki itu.
Hataya belum sudah nabi Allaha
A’yasaya minta doa maka turunlah hidangan dari langit akan mereka itu bertudung
sapu tangan bersuci merah putih dan pelbagai warnanya di atas awan. Maka
datanglah hidangan itu ke hadapan mereka itu dengan secukupnya di dalam sekejap
jua. Maka nabi Allaha A’yasaya pun sangatlah menangis sembahnya “Ya tuhanku,
kau jadikan hambamu sekiranya menjunjung yang amat limpah anugerahmu ini. ya
tuhanku, kau jadikan kiranya hidangan rahmat dan jangan engkau jadikan hidangan
ini seksa”. Setelah sudah hendak di makannya oleh mereka itu barang yang di
dalam hidangan itu maka kata nabi Allaha “Tiada dapat memakan hidangan ini
melainkan yakin akan tuhan”.
Maka kata Samaa’ana ialah penghulu daripada orang dua belas itu “Ya nabi
Allaha, engkau utama makan hidangan ini” maka nabi Allaha A’yasaya pun membaca
tasbih dan taqdis lalu ia duduk kepada hidangan lalu di bukanya hidangan itu
serta ia mengucap “Basama Allaha Al Rahamana Al Rahayama A’naayata Allaha Wa Allaha
Khoyara Al Raazaqoyana”. Di lihat di dalam hidangan itu ikan yang sudah
rending dan roti yang safkan ikan itu tiada berkulit dan tiada bertulang pada
kepala ikan itu, sedikit daripada garam dan sama tengah ikan itu ulam bernama Wabaa’da Baara dan beberapa nasi gulai dan
beberapa pula makanan dan beberapa pula buah-buahan di dalam hidangan itu
sekeliannya itu terlalu amat lazat citarasanya.
Maka kata Samaa’ana “Hai nabi Allaha, hidangan ini bukannya daripada makanan
dunia dan bukannya daripada makanan akhirat tetapi inilah di jadikan tuhan
dengan kudratnya. Maka makanlah oleh kamu barang yang kamu dapat pinta kepada
aku itu. setelah di anugerahkan tuhanku dengan kurnianya dan ia jua tuhan yang
sebaik-baik menganugerahkan hambanya”. Maka kata kaum Hawariyun itu “Ya nabi
Allaha, engkau tunjukkan pula akan kami mukjizat hidupkanlah ik an di dalam
hidangan itu”. Maka berkata nabi Allaha A’yasaya “Hai ikan yang di dalam
hidangan, hiduplah engkau dengan izin Allaha Taa’laya” ikan itupun
bergerak-gerak terlompat seperti ikan yang baharu keluar di dalam air. Maka
kata nabi Allaha A’yasaya “Beberapa yang kamu kehendaki kepada aku adakan juga
kehendakmu dengan kurnia Allaha A’za Wa Jala bahawa akan katakan kamu hidangan
ini”. Maka kata nabi Allaha A’yasaya “Berlindung aku kepada Allaha Taa’laya
daripada memakan hidanganku sekadar meminta juga kepada tuhanku”.
Maka segala orang di dalam negeri itu yang
kaya dan miskin dan sakit yang lain dan yang kudil dan yang sopak dan yang buta
dan yang tuli dan yang bisu sekeliannya makanlah di dalam hidangan itu. Maka
kata nabi Allaha A’yasaya “Makanlah kamu sekelian rezeki daripada tuhan kamu
dan mengucap syukurlah kamu baginya dan minta doa kamu kepadanya dan mereka
itupun mengucap Basama Allaha Wa Al Thoaa’ta Lalarasawala. Maka bangkitlah
mereka itu yang makan hidangan tiga ratus orang setelah sudah makan maka
berdirilah mereka itu. Maka di lihat segala mereka itu akan makanan mereka itu
penuh juga tiada luak maka tercenganglah mereka itu dan sembuhlah segala yang
berpenyakit itu dengan kudrat Allaha Taa’laya.
Tiada juga yang makan hidangan itu
miskin menjadi kaya dan yang berpenyakit sembuh dan segala buta jadi celik
tiadalah berkesudahan lagi beroleh kebajikan datang kepada matinya. Maka di
lihat segala kaum Hawariyun hal demikian itu maka berhimpunlah segala mereka
itu datang kepada nabi Allaha A’yasaya A’layaha Al Salama maka kata nabi Allaha
A’yasaya “Bahawa akan hidangan di turunkan kepada kamu ini pada tiap-tiap hari
barang siapa daripada kamu hendaklah makan dia makanlah oleh kamu dan barang
siapa tiada mahu makan dia jangan kamu makan”.
Apabila berpindahlah nabi Allaha
A’yasaya daripada tempatnya maka berhimpunlah segala kaum Hawariyun segala yang
kaya dan miskin dan laki-laki. Setelah berhimpunlah mereka itu mendapatkan nabi
Allaha A’yasaya ruh Allaha hendak makan hidangan itu maka oleh mereka itu fakir
jua di berinya makan hidangan itu dan diiringkannya segala yang kaya-kaya makan
dia. maka akan segala kaya-kaya itu akan nabi Allaha A’yasaya ruh Allaha di
cercanya akan nabi Allaha A’yasaya dengan kata yang jahat-jahat. Maka
berteriaklah ia di hidangan itu maka katanya “Hai segala kaum, bukannya hidangan
ini turun dari langit. Sahaja daripada habatan A’yasaya juga”.
Maka kata nabi Allaha A’yasaya akan
mereka itu “Nantilah oleh kamu seksa daripada Allaha Taa’laya akan datanglah
balasnya akan kamu kerana mengumpat Raba Al Aa’lamayana itu”. Maka datang wahaya
daripada Allaha Sabahanaha Wa Taa’laya kepada nabi Allaha A’yasaya firmannya
“Barangsiapa berdusta akan hidangan ini akulah menyeksai mereka itu tiada lebih
seksanya mereka itu pada seorangpun dalam alam ini”. Maka pada malam itu tiga
ratus tiga puluh laki-laki yang mengumpat nabi Allaha itu beserta dengan
isterinya. Hataya pagi-pagi hari segala mereka itu menjadi babi maka
berjalanlah segala babi itu pada segala hutan dan padang makan cemar-cemar.
Maka di ceritakan orang kepada nabi
Allaha A’yasaya maka apabila terlihatlah kepada nabi Allaha A’yasaya A’layaha
Al Salama maka tiada dapat berkata-kata maka kata nabi Allaha A’yasaya akan
mereka itu “Peliharakan oleh kamu daripada seksa tuhan kamu” maka tiadalah
mereka itu menjawab kata nabi Allaha A’yasaya itu. Maka di panggil oleh nabi
Allaha A’yasaya dengan nama mereka itu maka sahut mereka itu “Ya ruh Allaha,
adakah lagi orang terlebih baik daripadamu termulia daripadamu ini”. Maka kata
nabi Allaha A’yasaya “Bahkan, ada manusia termulia daripada aku iaitu seorang
saudaraku daripada bangsa A’rabaya
namanya Mahamada. Ialah yang terlebih baik daripada segala manusia dan ialah
penghulu segala anabaya dan ialah mahkota segala awalia dan ialah di jadikan
tuhan alam faya akhora zamaana
umatnya pun terlebih daripada umat nabi yang lain. Apabila datanglah pada
zamannya hendaklah kamu sekelian percaya akan dia supaya luputlah kamu daripada
seksa neraka”.
Maka pada suatu hari di lihat nabi
Allaha A’yasaya segala kaum yahudi berhimpun pada suatu tempat ia berbicara hendak
membunuh nabi Allaha A’yasaya. Maka nabi Allaha A’yasaya pun datang pada mereka
itu maka kata nabi Allaha A’yasaya “Hai segala kaum yahudi, bahawa kamu di
jadikan Allaha Taa’laya manusia dan sempurnakan akal kamu sebenarnya ia di
sembah tiada harus menyembah yang lain daripadanya”. Maka segala kafir laknat
Allaha itupun marah akan nabi Allaha A’yasaya A’layaha Al Salama maka hendak di
bunuhnya akan nabi Allaha A’yasaya.
Maka nabi Allaha A’yasaya berjalanlah
maka di perikutkannya oleh segala yahudi itu mengikut nabi Allaha A’yasaya
bertemu dengan sebuah rumah. Maka masuklah nabi Allaha A’yasaya ke dalam rumah
itu maka Jibril pun datang dengan firman Allaha Taa’laya menerbangkan nabi
Allaha A’yasaya naik ke langit. Maka datanglah kepada empat lapis langit tiada
lagi dapat retian oleh sebilah jarum pada kaki baju nabi Allaha. Maka dengan
takdir Allaha Taa’laya maka yahudi yang dahulu itu naik ke rumah itu seorang
temannya di rupakan Allaha Taa’laya dengan nabi Allaha A’yasaya. Maka segala
yahudi yang banyak itu pun datanglah maka kata segala yahudi itu rumah inilah
A’yasaya bersembunyi maka yahudi di lihatnya oleh segala orang yang serupa
dengan nabi Allaha A’yasaya maka Sabarang itupun di tangkap mereka itulah.
Maka kata yahudi yang bernama Sabarang
itu “Apa dosanya aku maka kamu tangkap ini” maka kata mereka itu “Bahawa kami
hendak membunuh engkau supaya lepaslah kami daripada huru hara agamamu. Bahawa
sentiasa engkau memberi kami masyghul maka kata Sabarang “Bukan aku ini
A’yasaya, bahawa aku ini daripada kaum kamu juga. Namaku Sabarang”. Seorang pun
tiada mendengar katanya beberapa pun ia mengatakan dirinya bukan aku A’yasaya
tiada juga di dengarkannya orang katanya itu.
Maka di bunuhnya lalu di sulanya akan
dia maka sukacitalah segala kaum yahudi maka pada hatinya telah matilah
A’yasaya A’layaha Al Salama itu. Maka dengan seketika itu juga Sabarang itupun
kembali seperti rupanya yang dahulu itu maka menyesallah segala yahudi itu oleh
membunuh kaumnya itu. Maka telah di ketahuilah oleh segala yahudi nabi Allaha
A’yasaya di lepaskan tuhan alam daripada kejahatan itu.
Sumber: Kitab Qoshosho Al Anabayaa
nabi alyasa a.assalam....
ReplyDelete