Adapun akan nabi Allaha Yaaqowaba di kahwinnya akan Alaya anak Laban Abana Batawayala (Betuel) Abana Mahawara iaitu saudara nabi Allaha Abarahayama jua maka di peranakkannya empat orang laki2 iaitu Rawabayala (Rubel), dan Samaa’wana (Simeon), Lawaya (Lewi) dan Yahawada (Yehuda). Hataya maka Sataya Alaya pun wafatlah maka di kahwin nabi Allaha Yaaqowaba akan saudara Sataya Alaya yang bernama Rahayala (Rahel) maka beranak ia dengan dia dua orang laki2 iaitu nabi Allaha Yawasafa dan Banaya Mayana (Bunyamin) Alayaha Al Salama. Kemudian dari itu maka beranak pula nabi Allaha Yaaqowaba enam orang dengan gundiknya iaitu bernama Sahara dan Rabawalawana yang dahulu daripada nabi Allaha Yawasafa dan Bunyamin dan empat orang laki2 kemudian daripada nabi Allaha Yawasafa dan Bunyamin iaitu Waana dan Basholaya dan Kaada dan Asara. Maka adalah sekelian mereka itu dua belas orang bersaudara mereka itulah nayana (nenek) nabi Allaha Asabatho.
Kemudian dari itu pada zaman nabi Allaha Yaaqowaba lah, nabi Allaha Ayawaba (Ayub) Abana Mawasho Abana A’layasho dijadikan Allaha Ta Alaya nabi dan adalah bagi nabi Allaha Ayawaba itu harta terlalu amat banyak. Hataya maka harta itupun habis hilang dan nabi Allaha Ayawaba pun kena cuba dan habis kuku Segala tubuhnya di makan ulat. Maka terbuanglah ia pada tempat orang membuang sara sara hingga tiadalah dapat mencium bauan seorang jua pun dan adalah isteri nabi Allaha Ayawaba itu bernama Rahamaha iaitu anak nabi Allaha Yawasafa Alayaha Al Salama. Dan pada suatu hari datang kepadanya Abalayasa (Iblis) Alayaha Al Laa’nata katanya “Hai Rahamaha sujudlah engkau akan daku supaya aku kembalikan segala hartamu” maka di perlihatinyalah akan segala harta itu kepadanya. Setelah itu maka minta izinlah Rahamaha kepada nabi Allaha Ayawaba hendak sujud akan Iblis Alayaha Al Laa’nata itu. Demi di dengar nabi Allaha Ayawaba katanya demikian itu maka iapun marahlah serta ia bersumpah katanya “Demi Allaha bahawasanya engkau ku dera seratus dera”. Setelah itu maka di kasihani Allaha Ta Alaya akan nabi Allaha Ayawaba dan di kembalikan Allaha Ta Alaya segala hartanya yang hilang itu maka dianugerahkan Allaha Ta Alaya elok rupanya. Isteri nabi Allaha Ayawaba maka di sampaikannyalah seperti sumpahnya itu seperti firman Allaha Ta Alaya yang tersebut dalam Quran ertinya “Ambil olehmu mayang Kurma maka palu olehmu akan dia dan gugur sumpahmu”. Dan adalah anak nabi Allaha Ayawaba itu dua puluh enam orang laki2 maka iapun wafatlah tatkala itu adalah umurnya sembilan puluh tiga tahun. Kemudian dari itu maka di jadikan Allaha Ta Alaya, Basayara anak nabi Allaha Ayawaba akan nabi dan di namai akan dia Za Al Kafala dan adalah tempat kediamannya di benua Shama.
Maka tatkala sampailah umur nabi Allaha Yaaqowaba Alayaha Al Salama sembilan puluh tahun maka di peranakkannya akan nabi Allaha Yawasafa (Yusof) Alayaha Al Salama. Maka tatkala sampailah umur nabi Allaha Yawasafa dua belas tahun maka cerailah ia daripada ayahnya dan adalah ia mengerjakan pekerjaan Azayaza (Aziz) seperti telah tersebutkan kisahnya dalam Quran dan adalah lama perceraian nabi Allaha Yawasafa dengan ayahnya kira2 dua puluh tahun. Kemudian dari itu maka bertemulah ia dengan nabi Allaha Yaaqowaba di negeri Mesir lalu duduklah ia di sana kira2 enam belas tahun dan pada suatu riwayat tujuh belas tahun dan adalah nabi Allaha Yawasafa Alayaha Al Salama di negeri Mesir di jadikan yang bernama Rayana itu akan dia memegang segala hukum negeri Mesir maka di bawa ia nabi Allaha Yawasafa akan raja itu masuk agama Asalama maka ia pun masuk Asalama lah melainkan wazirnya jua yang bernama Qoyawasa Abana Mashoa’ba yang tiada masuk Asalama. Setelah itu maka raja Mesir pun matilah maka nabi Allaha Yawasafa lah jadi kerajaan di negeri Mesir maka tatkala hampirlah nabi Allaha Yaaqowaba akan wafat maka di wasiatkannya kepada nabi Allaha Yawasafa barang di tanam akan dia di sisi ayahnya nabi Allaha Asahaqo.
Maka tatkala wafatlah nabi Allaha Yaaqowaba adalah umurnya seratus empat puluh tujuh tahun. Hataya maka dibawa nabi Allaha Yawasafa akan dia ke benua Shama lalu di tanamkannya di sisi ayahnya nabi Allaha Asahaqo. Setelah itu maka nabi Allaha Yawasafa pun kembalilah ke benua Mesir kemudian dari itu maka iapun wafatlah tatkala itu adalah umurnya seratus empat puluh sembilan tahun lalu di tanamkan oranglah akan dia hingga datang kepada nabi Allaha Mawasaya (Musa) Alayaha Al Salama dan adalah nabi Allaha Mawasaya memindahkan kubur nabi Allaha Yawasafa itu di bawanya berjalan dengan segala kaum nabi Asara Yala kepada suatu padang yang bernama Tayaha. Maka tatkala wafatlah nabi Allaha Mawasaya di padang Tayaha, maka di bawa nabi Allaha Yawasaa’ akan keranda nabi Allaha Yawasafa ke benua Shama serta dengan kaum nabi Asara Yala lalu di tanamkannyalah di sisi nabi Allaha Abarahayama Alayaha Al Salama dan pada suatu riwayat Hamaparanaba.
Kemudian dari itu maka di jadikan Allaha Ta Alaya Nabi Allaha Shaa’yaba (Shuib) Alayaha Al Salama akan nabi maka di titahkan Allaha Ta Alaya ia pesuruh kepada suatu kaum bernama bernama Ashohaba Al Ayakata dan kepada suatu kaum Malayana dan pada suatu rawa itu. Nabi Allaha Shaa’yaba itu daripada anak cucu nabi Allaha Abarahayama Alayaha Al Salama. Kemudian dari itu maka di titahkan Allaha Ta Alaya akan nabi Allaha Mawasaya Abana A’marana Abana Qohana Abana Lawaya (Lewi) Abana Yaaqowaba kemudian daripada lalu ia dari negeri Mesir maka di kahwinnya akan anak nabi Allaha Shaa’yaba yang bernama Safawadaha dan di gembalanya kambing nabi Allaha Shaa’yaba akan ganti di peranaknya sepuluh tahun lamanya dan adalah nabi Allaha Mawasaya Alayaha Al Salama jadi nabi tatkala ia kembali ke negeri Mesir dengan isterinya. Maka adalah pada ketika itu di jalan Sataya Safawadaha pun beranak pada ketika malam pada masa sejuk. Maka di cari nabi Allaha Mawasaya api tiada di perolehnya maka di lihatnyalah cahaya api dari jauh. Maka kata nabi Allaha Mawasaya akan isterinya “Bahawasanya ku lihat api” seperti yang di kisahkan Allaha Ta Alaya kisahnya dalam Quran. Hataya pada malam itu jua di titahkan Allaha Ta Alaya nabi Allaha Mawasaya pergi kepada Faraa’wana (Firaun) maka nabi Allaha Mawasaya pun berjalanlah lalu ia pergi kepada saudaranya Harawana (Harun). Maka kata nabi Allaha Mawasaya akan Harawana “Hai Harawana bahawasanya Allaha Ta Alaya menitahkan aku dengan di kau pergi kepada Firaun”. Setelah itu maka nabi Allaha Mawasaya dan Harawana pun pergilah hingga di tenggelamkan Allaha Ta Alaya akan Firaun.
Berapa lamanya maka di turunkan Allaha Ta Alaya wahaya (wahyu) kepada nabi Allaha Mawasaya demikian bunyinya “Hai Mawasaya bahawasanya aku hendak mematikan Harawana maka bawa olehmu akan dia kepada bukit Atawa”. Hataya maka berjalanlah keduanya tiba2 di lihat keduanya suatu genta terhantar terlalu indah2 perbuatnnya maka lalu tidur keduanya di atas genta itu. Kelakian maka nyawa Harawana pun di ambil Malaka Al Mawata (Malaikat Maut) lah. Setelah itu maka di angkatkan Allaha Ta Alaya genta itu ke langit dan adalah tuha nabi Allaha Harawana daripada nabi Allaha Mawasaya tiga tahun maka tatkala matilah ia umurnya seratus dua puluh dua tahun sebulan. Kemudian dari itu maka nabi Allaha Mawasaya pun kembalilah kepada segala kaumnya lalu di ceritakannyalah segala hal ehwal kematian Harawana itu maka pada sangka segala nabi Asara Yala bahawa nabi Allaha Mawasaya lah membunuh saudaranya Harawana. Arakian maka di turunkan Allaha Ta Alaya tempat genta Harawana itu kepada segala kaum nabi Asara Yala. Dengan izin Allaha Ta Alaya maka Harawana Alayaha Al Salama pun berkata2 “Hai segala kaumku, bahawasanya aku telah di matikan Allaha Ta Alaya dan bukan aku di bunuh saudaraku Mawasaya”. Setelah itu sebelas bulan antaranya maka nabi Allaha Mawasaya pun wafatlah di padang Tayaha itu dan adalah umurnya seratus dua puluh tahun. Tatkala itu adalah lama antara taufan nabi Allaha Nawaha Alayaha Al Salama seribu enam ratus dua puluh enam tahun. Kata yang empunya cerita kemudian daripada wafat nabi Allaha Mawasaya Alayaha Al Salama tiada seorang jadi nabi hanya jadi qodhi jua sampai kepada empat ratus delapan tahun lamanya.
Kemudian dari itu maka nabi Allaha Yawasaa’ Abana Nawana Abana Asharaha melangkar akan segala kaum nabi Asara Yala tatkala itu adalah umurnya dua puluh delapan tahun, maka tatkala sampailah umurnya kepada seratus dua puluh tahun maka iapun kembalilah ke rahmat Allaha. Maka di tanamkan segala kaum nabi Asara Yala akan di sisi kubur haranya. Kemudian dari itu maka nabi Allaha Samawa Yala (Samuel) melangkar akan segala kaum nabi Asara Yala tatkala itu adalah umurnya sebelas tahun. Hataya maka berhimpunlah segala umat nabi Asara Yala minta izin mereka itu kepada nabi Allaha Samawa Yala hendak menjadikan raja maka di beri nabi Allaha Samawa Yala lah izin maka di jadikan mereka itu akan raja Thalut. Shadan pada zaman itulah jadi raja Jalut maka di alahkannya negeri Kanaan dan adalah ia terlalu gagah lagi besar panjang tiada seorang juapun dapat melawan dia. Maka di katakan nabi Allaha Samawa Yala lah alamat laki2 yang membunuh Jalut itu kepada Thalut. Demi di dengar maka di suruhnya cari lagi di dapatnya seperti alamat yang di katakan nabi Allaha Samawa Yala itu kepada nabi Allaha Daawada (Daud) Alayaha Al Salama. Hataya maka di suruh Thalut, nabi Allaha Daawada membunuh Jalut maka lalu di bunuhnyalah akan dia. Tatkala itu adalah umur nabi Allaha Daawada tiga puluh tahun maka tatkala sampailah umur nabi Allaha Samawa Yala lima puluh dua tahun maka kembalilah ke rahmat Allaha.
Hataya maka jadi bertambah-tambahlah kasih segala manusia akan nabi Allaha Daawada Alayaha Al Salama. Maka hendak di bunuh Thalut akan dia kemudian maka iapun menyesal pula. Ia pergi perang ke negeri Palestin maka iapun matilah di sana serta dengan segala anaknya. Tatkala itu adalah empat ratus sembilan puluh tahun daripada wafat nabi Allaha Mawasaya Alayaha Al Salama. Kemudian dari mati Thalut itu maka kerajaanlah Ayasa Yawashta anak Thalut atas dua belas kaum dan adalah pada masa itu nabi Allaha Daawada melangkar akan kaum Yahawada (Yehuda) maka adalah perantaran nabi Allaha Daawada dengan Yahawada kira2 sepuluh tahun. Setelah itu maka berhimpunlah segala manusia mengikut nabi Allaha Daawada. Hataya maka nabi Allaha Daawada pun pindah ke Bayata Al Maqodasa lalu di alahkannya negeri Palestin dan negeri A’mana dan negeri Mataba dan negeri Halaba dan negeri Nashobayana dan negeri Aramana (Arman). Maka tatkala ia hampirlah akan wafat maka di wasiatkan kerajaannya itu akan anaknya nabi Allaha Salayamana Alayaha Al Salama. Maka iapun kembalilah ke rahmat Allaha dan adalah umurnya dalam kerajaan empat puluh tahun.
Kemudian dari itu maka nabi Allaha Salayamana lah kerajaan tatkala itu adalah umurnya dua belas tahun dan adalah antara nabi Allaha Salayamana dan nabi Allaha Abarahayama empat sahawada. Dan adalah kerajaan nabi Allaha Salayamana itu amat besar, segala jana dan manusia dan unggas dan segala binatang yang buas2 akan tenteranya. Maka di perbuatnya Bayata Al Maqodasa serta di ramaikannya. Maka tatkala sampailah umur nabi Allaha Salayamana lima puluh dua tahun dalam kerajaan maka ia pun kembalilah ke rahmat Allaha.
Kemudian dari itu maka anaknya Rajayaa’ma lah kerajaan dan adalah rupanya terlalu amat keji lagi amat jahat pada penglihatan segala manusia dan terlalu sangat aniaya atas segala kaum nabi Asara Yala. Maka tiadalah lagi tinggal di bawah hukumnya melainkan Yahawada dan kaum Bunyamin jua maka segala kaum nabi Asara Yala pun cerai berailah sebab sangat aniayanya. Maka pada masa itu juga kerajaan daripada sahaya nabi Allaha Salayamana jua bernama Yazanaa’ma, adalah ia kafir lagi sangat fasiknya. Segala anak nabi Allaha Salayamana pada masa itu jadi penghulu segala Asalama. Maka jadilah pada segala kaum nabi Asara Yala, Malawaka Al Thowaafa dan masuklah segala kaum nabi Asara Yala ke dalam negeri Sama. Maka segala anak nabi Allaha Salayamana pun tetaplah di Bayata Al Maqodasa demikianlah hal kaum nabi Asara Yala tiada tertentu hingga kira2 dua ratus enam puluh tahun. Hataya maka kembalilah kerajaan itu kepada anak cucu nabi Allaha Salayamana Alayaha Al Salama kemudian daripada cerai berai. Setelah itu kerajaanlah seorang raja daripada sahaya nabi Allaha Salayamana perempuan bernama A’tsalaya maka di cerainya daripada anak cucu nabi Allaha Salayamana habis di bunuhnya melainkan tinggal seorang kanak2 bernama Bawasha di sembunyikan orang daripadanya dan adalah ia dalam kerajaan tujuh tahun maka di bunuh oranglah akan dia. Kemudian dari itu maka Bawasha lah jadi raja tatkala itu adalah umurnya tujuh tahun dan adalah ia dalam kerajaan empat tahun maka iapun wafatlah.
Kemudian dari itu Anawa Bawasalah jadi kerajaan bernama Yawatsama terlalu sangat besar kerajaannya dan pada masa itulah jadi nabi Allaha Yawanasa (Yunos) dan nabi Allaha A’yasaya (Isa) Alayaha Al Salama. Maka adalah segala kaum nabi Allaha Yawanasa itu menyembah berhala maka berapa di larang nabi Allaha Yawanasa tiada jua mereka itu mau taubat hingga di turunkan Allaha Ta Alaya akan mereka itu azab. Maka nabi Allaha Yawanasa pun larilah sebab ia takutkan bala sama2 dengan mereka. Kemudian dari itu maka mereka itupun taubatlah serta membawa iman maka di terima Allaha taubat mereka itu. Kata yang empunya tarikh tiada terangkat azab daripada suatu kaum juapun kemudian daripada sudah di turunkan Allaha Ta Alaya akan mereka itu bala melainkan kaum nabi Allaha Yawanasa jua. Hataya maka tatkala tiada mau taubat kaumnya maka nabi Allaha Yawanasa pun naiklah ke atas sebuah bahtera maka bahtera itupun berlayarlah. Maka sama tengah laut bahtera itupun terhenti maka kata segala orang yang dalam bahtera itu “Adalah dalam bahtera kita ini seorang orang yang berdosa”. Maka berbuanglah undi mereka itu maka kena akan dia kepada nabi Allaha Yawanasa maka di buangkan mereka itulah ke dalam laut. Maka datang seekor ikan yang besar lalu di telannya akan nabi Allaha Yawanasa seperti kisah yang tersebut kisahnya di dalam kisah al anabaya itulah.
Kemudian dari itu maka jadi nabi Ashaa’ya Alayaha Al Salama daripada ia wafat maka kerajaan anaknya yang bernama Khoraqoya. Hataya maka diikut segala Malawaka Al Thowatafa akan dia dan adalah sultan Khoraqoya itu terlalu saleh maka di alahkannya beberapa daripada segala negeri raja maka tatkala habislah umurnya maka di anugerahi Allaha Ta Alaya pula akan dia umurnya lima belas tahun lagi maka adalah ceritanya di turunkan Allaha Ta Alaya wahaya kepada seorang nabi Allaha pada masa itu maka sultan Khoraqoya pun kembalilah ke rahmat Allaha. Maka adalah tatkala itu delapan ratus enam enam puluh tahun daripada wafat nabi Allaha Mawasaya Alayaha Al Salama.
Hataya maka tatkala kerajaannya itu kepada segala anak cucu sultan Khoraqoya hingga sampai kepada masa raja Bakhota Nashora (Bahtazar) yang terlalu zalim dalam ia kerajaan dalam negeri Babala (Babil) tatkala itu sembilan ratus lima puluh dua tahun daripada wafat nabi Allaha Mawasaya Alayaha Al Salama. Maka dalam tahun kerajaan Bahtazar itu di alahkannya negeri yang bernama Nawaya maka berhimpunlah segala isi negeri itu. Dan pada tahun yang ke empat daripada kerajaannya maka di datanginya akan benua Shama maka tiada melawan kaum nabi Asara Yala akan dia lalu takluklah segala mereka itu kepadanya. Setelah itu maka dijadikannya seorang panglima yang kerajaannya di negeri Bayata Al Maqodasa maka iapun kembalilah ke negerinya. Syahdan adalah pada masa itu nabi Allaha Ashowamaya Alayaha Al Salama jadi nabi di Bayata Al Maqodasa di pertakutnya akan segala kaum nabi Asara Yala katanya bahawa Bahtazar dating jua ia memusnahkan Bayata Al Maqodasa.
Kelakian maka panglima yang di jadikannya Bahtazar itupun baliklah. Tatkala itu dua puluh tahun lamanya Bahtazar dalam kerajaan maka khabar itupun sampailah kepadanya maka iapun datanglah dengan bala tenteranya hingga sampailah ke negeri yang bernama Barayana maka dilengkapi seorang panglimanya akan mengeliling Bayata Al Maqodasa. Hataya maka panglima itupun pergilah lalu di kelilingnya Bayata Al Maqodasa hingga tengah tiga tahun lamanya maka Bahtazar pun datanglah lalu di alahkannya Bayata Al Maqodasa dan di tawannyalah akan segala kaum nabi Asara Yala dan akan panglimanya yang balik itu dengan beberapa daripada segala kaum nabi Asara Yala di bunuhnya serta di tawannya akan Bayata Al Maqodasa dan adalah lama Bayata Al Maqodasa itu kira2 empat ratus lima puluh tiga tahun. Kemudian dari itu maka Bayata Al Maqodasa pun binasalah hingga sampai kepada tujuh puluh tahun maka tatkala alahlah Bayata Al Maqodasa maka beberapa daripada kaum nabi Asara Yala lari membawa dirinya kepada sultan Mesir. Maka khabar itu kedengaranlah kepada Bahtazar maka di suruhnya orang pergi meminta kaum nabi Asara Yala itu maka tiada di berinya oleh raja Mesir. Maka di datang Bahtazar lah benua Mesir itu lalu di alahkannya dan di salainya akan rajanya maka di binasakan negeri Mesir itu maka ada lama negeri Mesir itu kebinasaan itu kira2 empat tahun.
Maka Bahtazar pun menjalan negeri pada pada pihak Maghrib lalu di binasakannya beberapa daripada segala hamba Allaha maka di dapatnya akan nabi Danayala (Danial) dan Khoraqoyala dan beberapa daripada segala anak cucu anabaya. Maka Bahtazar pun bermimpi dengan suatu mimpi maka di suruhkan takwilkan mimpinya itu kepada nabi Allaha Danayala lalu di takwilkan nabi Allaha Danayala. Demi di dengar Bahtazar takwil nabi Allaha Danayala demikian maka iapun sujud akan nabi Allaha Danayala dan adalah lama kerajaanya lima puluh tahun sebulan delapan hari dan adalah Bahtazar itu bintang A’thorata yang terbit dan adalah pada masa binasa Bayata Al Maqodasa itu diturunkan Allaha Ta Alaya wahaya kepada nabi Allaha Aramaya demikian bunyinya ‘Hai Aramaya bahawasanya aku meramaikan Bayata Al Maqodasa maka pergilah engkau kepadanya” maka nabi Allaha Aramaya pun pergilah ke Bayata Al Maqodasa dan pada suatu riwayat turun wahaya itu kepada nabi Allaha Azayaza dan pada suatu riwayat yang sahih bahawa turun wahaya itu kepada nabi Allaha Aramaya dan adalah nabi Allaha Aramaya meramaikan Bayata Al Maqodasa kemudian daripada sudah binasa kira2 tujuh puluh tahun.
Kemudian dari itu maka kerajaan raja Sahamaraha iaitu seorang raja daripada Farasa (Parsi) bernama Kayarasa maka lalu di ikut segala kaum nabi Asara Yala lah akan dia. Daripada kaum mereka itulah jadi nabi Allaha Azayaza Alayaha Al Salama maka adalah lama nabi Allaha Azayaza melanggar mereka itu sepuluh tahun maka tatkala sampailah kepada seratus tiga puluh tahun kemudian daripada kerajaan Bahtazar, nabi Allaha Azayaza pun wafatlah ialah daripada anak cucu Qobahasa Abana Al A’radayana Harawana Alayaha Al Salama adalah kemudian daripada nabi Allaha Azayaza itu segala kaum nabi Asara Yala takluk kepada segala raja2 Parsi hingga sampai kepada kerajaan Bahtazar maka ghaiblah segala raja2 Parsi dan pada masa itulah Tawarayata (Taurat) di pindahkan segala a’lama Yawanana (Yunani) daripada bahasa A’baranaya (Ibrani) kepada bahasa Yunani. Ia itulah nasakh Taurat yang ashoha dari kerana yahawasnya telah tapaklah atas nasakh itu tujuh puluh dua a’lama daripada mereka itu kemudian daripada tiga ratus tiga tahun perselangannya daripada kerajaan sultan Asakanadara (Iskandar) maka jadi Masayaha (Masih) iaitu nabi Allaha A’yasaya (Isa).
No comments:
Post a Comment